Seminar World Patient Safety Day Tahun 2025

Bidyankes Rokespol Pusdokkes Polri

Gambar Berita Seminar World Patient Safety Day Tahun 2025

1 rb

ARIS ANDAYANI

Rabu, 20 Agustus 2025 14.37 WIB


Seminar WPSD 2025 "Tekan Angka Kematian Bayi dengan Tata Kelola Kelahiran yang Lebih Baik"

Dalam rangka memperingati World Patient Safety Day (WPSD) Tahun 2025, Kementerian Kesehatan RI menyelenggarakan seminar nasional yang digelar pada Selasa, 19 Agustus 2025, bertempat di Ruang Siwabessy Lt. 2 Gedung Prof. Dr. Sujudi, Kemenkes. Kegiatan yang dihadiri berbagai pemangku kepentingan kesehatan ini mengusung tema keselamatan pasien, khususnya terkait keselamatan ibu dan bayi dalam proses persalinan.

Dalam forum penting ini, Pusdokkes Polri turut hadir melalui perwakilan Kabid Yankes Rokespol Pusdokkes Polri, Kombes Pol dr. Freddy Worang Johannes, M.A.R.S. Kehadiran Pusdokkes menegaskan dukungan penuh Polri terhadap penguatan layanan kesehatan, khususnya pada aspek keselamatan pasien di fasilitas kesehatan jajaran Polri.

Seminar dibuka dengan sambutan dari Dirjen Kesehatan Lanjutan, dr. Azhar Jaya, S.H., S.KM., MARS, dilanjutkan dengan perwakilan WHO, Mr. Roderick Salenga, serta Gubernur Kalimantan Barat, Drs. H. Ria Norsan, M.M., M.H. Acara semakin lengkap dengan keynote speech dari Menteri Kesehatan RI yang menegaskan bahwa angka kematian bayi baru lahir di Indonesia masih tinggi, dengan penyebab utama sepsis, sindrom gangguan pernapasan (RDS), dan kelainan kongenital. Menurut data, 99% proses kelahiran dan kasus kematian terjadi di rumah sakit, sehingga tata kelola rumah sakit dan sistem rujukan harus segera diperbaiki.

Dua sesi panel diskusi menjadi sorotan utama. Panel pertama membahas topik “Persalinan yang Aman, Bayi yang Sehat” yang dipaparkan oleh dr. M. Ilhamy Setyahadi, Sp.OG (K) dan dr. Dini Hidayah, Sp.OG (K). pada Panel kedua mengangkat isu “Menurunkan Morbiditas Akibat Intoksikasi Oksigen pada Neonatus” bersama dr. Setyadewi Lusiati, Sp.A (K), PhD dan Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, Sp.A (K).

Sebagai langkah strategis, Kemenkes meluncurkan pilot project di Jawa Barat, mengingat tingginya angka kematian ibu dan bayi di wilayah tersebut. Upaya ini diharapkan dapat menjadi model percontohan yang nantinya direplikasi ke seluruh Indonesia.

Selain itu, peningkatan kompetensi bidan juga menjadi perhatian utama. Bidan diharapkan mampu mengidentifikasi risiko ibu hamil yang membutuhkan penanganan khusus, serta memperkuat jejaring dengan dokter spesialis dan rumah sakit rujukan.

Kemenkes juga menekankan pentingnya peningkatan layanan pemeriksaan kehamilan (ANC) dari enam kali menjadi delapan kali sesuai standar WHO, agar kondisi janin dapat terdeteksi lebih dini.

Melalui rangkaian kegiatan ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya keselamatan pasien semakin menguat, sekaligus menjadi momentum perbaikan layanan kesehatan ibu dan anak di Indonesia.

Berita Terbaru
Berita Lainnya Bidyankes Rokespol Pusdokkes Polri
Berita Lainnya Kesehatan & Edukasi
Kategori Berita